Hello Dears, ready for a new life? Moving on. Yeap, Open a new life page. Fokus pada sesuatu yang lebih pasti. ^_^
Yup Girls, Maju dengan Laju, buktikan ke mereka bahwa kehidupan kita tidak seburuk yang mereka kira. Yeah, kita juga bisa melangkah mandiri, ya kan?
Terus, Girl Power itu maksudnya apa dan bagaimana sih? Ini dia sedikit cuplikan penjelasannya:
In 2001, the Oxford English Dictionary added the term girl power," defining this phrase as:
Power exercised girls;
spec. a self-reliant attitude among girls and young women manifested in ambition, assertiveness, and individualism.
Although also used more widely (esp. as a slogan), the term has been particularly and repeatedly associated with popular music;
Most notably in the early 1990s with the briefly prominent ‘riot girl’ movement in the United States (cf. RIOT GIRL n.);
Then, in the late 1990s, with the British all-female group The Spice Girls.
Istilah Girl Power dapat juga diartikan sebagai "Kekuatan - Girls and Women", tepatnya:
Kebanyakan orang, terutama para cowok, akan menganggap term 'girl power' ini sama dengan 'feminisme'. Hanya wanita feminist yang akan pakai istilah ini.- Sebuah gagasan bahwa perempuan dan anak perempuan harus percaya diri, berani membuat keputusan, dan dapat mencapai hal-hal yang diinginkan secara independen. (Ada juga gerakan sosial dan politik yang didasarkan pada ide ini.)
Hmmm? Gitu ya? Masa? Mungkin begitu ya.
Kesimpulan tentang saya (Walau anda nggak nanya dan tak mau tahu ^^):
- Saya tidak pernah merasa diri saya ini sebagai feminis, atau, liberalis, atau, kapitalis, atau, loyalis, dst.
- Saya hanya perempuan biasa nan jelata yang punya prinsip, namun agak bodoh amat juga sih. Uhuk.
- Jadi, saya ini masuk ke aliran Egois. (Yang penting ada "is"nya) :D
Apapun kesakitan yang kita alami, pasti akan berganti cahaya jika kita bisa menghadapinya dengan tepat. Tetap bersama orang-orang terkasih yang tulus untuk mendapatkan siraman bermanfaat, (setidaknya ketika kita curhat).
Atau, memanfaatkan media penyaluran seperti buku diary, atau blog diary untuk menyalurkan pemikiran dan perasaan pun boleh juga. Unek-unek dan curhatan kita itu bisa dijadikan lebih indah dalam bentuk puisi, cerpen, atau bahkan novel. Bikin gambar artistik pun bisa.
Dengan begitu, dan setidaknya, ada juga karya yang kita hasilkan. Apakah itu sulit? Enggak juga. Mulai saja dulu, kan nantinya bisa kita improve/perbaiki beriring waktu.
Keren juga kan. Ayo mulai. ^.^
Yup.......
- Intinya sih saya tidak "terlalu" mempermasalahkan label ini itu yang macam tu.
- Kita ambil semangat positif dan solusi membangun dari hal-hal berkaitan itu saja.
- Jadi, daripada hanya terpaku pada "aliran" begituan dan semacamnnya, mendingan kita fokus ke pencarian genre/aliran untuk mengembangkan karya kita.
- Bisa untuk karya tulis atau karya gambar/lukis atau karya musik atau karya digital atau bisnis positif kita kedepannya.
- Nggak ada yang salah kalau kita "independent and free" -- berproses perlahan tapi pasti -- ya toh?
- Dengan begitu, hasilnya lebih maknyus dan dapat kita pergunakan untuk yang lebih luas dan pastinya lebih awet. (Tidak instant, nanti malah cepat menghilang dan terlupakan dengan mudahnya.)
Sudah ah, sampai bertemu lagi di lain kesempatan Dears. Tetap semangat.
NB:
(Mari sedikit ber-'ngalor ngidul' "tapi serius" -marahnya- uhuk!)
Society maya oh Society maya;
Dear Girls and Women, hati-hati membela atau memperjuangkan hak kaum hawa, nanti kita malah dituduh
Kalau kita tidak seperti "itu", harusnya memang cuekin saja tebakan nggak penting dan machinely empty itu. Namun bila tuduhannya sampai membunuh karakter dan merusak keluarga, pastilah kesal juga, kan? TENGGELAMKAN! Huh, biar tau rasa!!
Kalau diantara kita memang ada yang seperti "itu", lah terus kenapa, kan hak masing-masing mau bagaimana. Sudah pada dewasa, "dosa" tanggung sendiri. Asalkan tidak mengganggu orang lain, ya terserah saja lah kan mau pilih jalan apa. Toh ada pihak yang lebih berkewajiban dan arif yang mampu menelaah dan menyelesaikan masalah beginian. Tidak akan ngasal.
Kisah lain;
Apa ya?
Oh, foto super "seksi", dianggap model "dewasa"? Bintang "panas"? Simpanan "ehem"?
Bagaimana jika itu bukan kita, tapi editan/fitnahan? Atau, file tertutup kita tercuri? Atau, kita hanya "korban", yang terjebak (oleh keadaan atau orang/kelompok)?
Tidakkah mereka menyesal, tanpa selidiki penyebabnya tapi langsung berserapah membabi-buta begitu?
Lalu.......
Ketika kita punya banyak teman karena mungkin kita supel, dan ternyata kebanyakan teman kita adalah pria, akan ada yang mengutuk kita murahan, player, tukang memoroti. Haduh, terlalu "pintar" banget ya prasangkanya.
Mereka pengin merasakan amukan dahsyat orang tua, keluarga, dan para sobat kita kali ya. Berani-beraninya sotoy begitu. >> Cukup hanya aku, jangan mereka <<
Jika kita terlanjur atau tidak sengaja punya teman yang "mungkin" dan "kebetulan" agak "buruk", apakah itu artinya kita pasti terlibat dan pasti ikutan gitu juga?
- Huffhh, tergantung masing-masing orangnya juga kan, mudah terpengaruh atau tidak. Mudah-mudahan tidak.
Maka dari itulah kita juga wajib menjaga diri dan terus waspada. Dunia makin kejam for some (point) reasons.
And..... Let's be fair;
Kadang, yang sering menghakimi dan bilang begini begitu itu bukanlah orang awam atau akun abal semata, tetapi juga datang dari orang yang beredukasi bagus dkk. Ada juga sama-sama wanita malah saling cibir dengan lebih akut pula. Bukankah seharusnya mereka (para orang elite & intelektual) lebih wise dan bernurani ya?
Bila memang ada yang salah, bolehlah diberi "teguran", entah supaya ada 'efek jera' atau apalah. Tapi bukan berarti bisa seenaknya terbablas sampai .... aaahh sudahlaah(?!)
Zzzzzip....!
Fantasi Dialog;
- Seseorang bilang: "Kamu tuh emang egois, nggak menarik, dan suka menyepelekan orang. Bagaimana kamu bisa sukses kalau caranya demikian dalam menjalani hidup."
- Saya jawab: "Lho, nggak kebalik tu? Kayaknya justru komentar anda itu yang sangat negatif dan meremehkan, hayo, iya kan?"
- Seseorang menanggapi: "Itu lah buktinya, belum apa-apa sudah protes. Kamu memang pantas disebut Ratu ngeles yang tukang ngeyel."
- Saya jawab: "Okelah kalau begitu, sekarang beritahu saya apa yang harus saya lakukan agar bisa tampil sempurna dan sukses sesuai dengan teori anda."
- Seseorang menyela: "Kamu harus hilangkan sikap dan sifat semau gue kamu. Ubah pola pikir, jangan sok ngotot melulu. Coba untuk lebih open, berempati dan bersimpati, jauhi individualisme."
- Saya jawab: "Walah? Saya kok malah bingung. Maaf, bisa diperjelas sedikit lagi? Individual-nya saya dibagian mana? Apa bedanya dengan mandiri? Cara hilangkan 'semau gue' dengan itu? Lah selama ini saya dianggap tak punya rasa empati toh? Padahal saya sering terinjak tapi tetap bloon nggak nginjak balik. Piye tuh?"
- Seseorang menyarankan: "I think you need help. Kamu harus konsultasi lebih lanjut. Biar bisa berubah jadi baik."
- Saya jawab: "Duh, mahal banget kan ituh, mendingan biaya konsultasinya saya pakai untuk ongkos traveling. Gimana? Jalan-jalan refreshing asyik juga kan, siapa tahu ketemu relasi baru, bisa bikin bisnis baru atau planning kegiatan charity baru. Bermanfaat juga kan?"
- Seseorang marah: "Tipikal orang yang tak mau maju ya begini ini. Munak banget. Mirip-mirip kaum primitif. Kamu itu memang kelewat ndeso ya."
- Saya jawab: "hehe, maap deeeh. Mungkin anda harus mengenali sifat asli atau kondisi seseorang terlebih dahulu, sebelum anda mulai berceloteh atau menyerang kelemahan pribadi orang lain. Belum tentu mereka mampu melakukan atau membeli hal-hal yang anda tawarkan itu, banyak faktor yang mesti ditilik. Terutama persoalan ekonomi, tak semua orang itu kaya raya, jadinya tidak semua orang tertarik untuk "berteratur/bercanggih/berglamor" ria dalam segala hal. Lagian yang dimaksud maju di sini apa sih?"
- Seseorang gondok: "Malah menggurui pula kamu inih. Background dan basic keilmuanmu apa, kok lagaknya selangit gituh."
- Saya jawab: "Eh??? Menggurui itu kan bagus, artinya mengajari, yang penting kan bukan memaksakan pikiran serta kehendak sambil mendiktekan ancaman dan penyesatan."
- Seseorang muak: "Memang percuma menasihati orang keras hati dan keras kepala seperti kamu. Nggak kerasan aku dibuatnya."
- Saya jawab: "Mirror Error Mirror, punya cermin? Cuma nanya lho, tak ada maksud apa-apa. Uhuhuhu. PEACE."
^^
[Hari ini, menjelang akhir maret;]
Ku dapati,
Ternyata benar, mereka phobia-kritik.
Sepanjang tahun lalu, ku telaah keanehan points yang berseliweran.
Kaget, sebagian besarnya datang dari mereka.
Tetapi kuanggap itu hal biasa.
Lalu ku terus amati "keasyikan" mereka.
Sayangnya, malah jadi lain dan lain.
Mengapa harus Aku?
Mungkin memang tugas mereka.
Namun payahnya,
Mereka justru bilang bahwa si tercubit yang "sok-sokan".
Ketika Bakat, Keunikan, Pemikiran, dan Minat tulus kita malah "dibunuh" oleh sesama anak bangsa negeri sendiri, atau oleh orang-orang yang kita kagumi, apa yang harus kita lakukan? Hijrah?
Ah sudahlah.
Telah hilang rasa segan dan "hormat" ini terhadap mereka.
Bagusnya biasa-bisa saja lah mulai tahun ini dan selamanya.
Cuek, Apatis, EGP, tanpa mereka, sepertinya pilihan yang terbaik.
(Luckily, I never dreaming about that place and never wanted to work with them. - I only interested to some good persons there, must be nice partnering with.) -- But, still, move on - get rid of the pain.
-- Ku ingin hari hari mendebarkan yang tenang, bebas, dan penuh perjuangan spesial itu kembali seperti adanya. --
Yaaaa..
Jangan sampai hal buruk menimpa kita (lagi).
Mohon jauhkanlah dari kenegatifan.
Amin.
We all know that bad people memang "kurang piknik"!
Kita jangan begitu, sebab ini eranya menonjolkan diri melalui hasil kerja nyata alias KARYA terbaik kita.
Terkhusus untuk adik-adik perempuan yang masih sekolah atau kuliah atau remaja yang sudah bekerja. Maaf ya Dek, mbake cuma mau sedikit mengingatkan;Selebihnya... Ayok, tetap lanjutkan dan raih mimpi-passion-citamu Dears.
- boleh gaul, trendi, ingin tenar, namun usahakan agar tetap realistis serta bijak, gunakan akal dan hati, terlebih di dunia maya - selalu aware and careful - karena makin hari makin banyak serigala berbulu domba dalam bentuk yang beraneka-rupa.
Penghargaan Bukan Sekadar 'Pengakuan'
Hati-hati,
Populer atau Di-viralkan belum tentu baik,
Ketenaran pun punya dua sisi yang sama tajamnya.
Famous, or, Infamous?
Prestigous, or, Notorious?
Yang paling penting:
Legal, or, Ilegal?
Honest, or, Dishonest?
Respectful, or, Shameful?
Pikirkan itu sebelum memutuskan lebih jauh. ^_^
Lagi nih: Kenali diri dan Teruslah berimajinasi, berkarya, wujudkan minat sejati kita.
Terima kasih sudah mampir.
^_^
Thanks For Stopin' By My Blog
Kategori:
Bahasa,
Girl-Power