"Cermin untuk Bercermin" - Mirror, Mana Cerminnya? ^^

Yang elok budi, yang indah bahasa.
Lain gatal lain digaruk.
Lain dimulut lain dihati.
Hati gatal muka digaruk.
Indah kabar dari rupa.
Bagai pungguk rindukan bulan.
Keledai ingin menjadi kuda.
Belum bergigi hendak mengunyah.
Menabur biji diatas batu.
Adat negeri memagar negeri, adat berkampung memagar kampung.

Orang berbudi kita berbahasa, orang memberi kita merasa.


Ada yang salah?

"Menampar Wajah Sendiri" - Mirror, Mana Cerminnya? ^^

Cerita pada gambar tersebut hanya fiktif belaka. Tidak ada kaitannya dengan yang sedang membaca maupun yang belum membaca. Itulah penyebab ceritanya jadi kurang cermat, kurang teliti, dan kurang akurat. Terdapat typo yang tidak penting.

Sekian.

"Weh tulisannya membicarakan kelemahan sendiri, apa-apa sendiri, masak sendiri, cuci baju sendiri, makan pun sendiri, (Lirik lagu nih ^^) - MirrorMirror" ..

Errghhh komentar macam apa itu? >_<

Tamparrrr.. wuups oopss.. #Jangan ngaaann ngaaan.. Itu kekerasan namanya :D


Ibarat ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Begitu lah keadaan orang berilmu. Tidak terlalu suka menonjolkan diri, Tidak akan terlalu sibuk koreksi ini itu, Tidak pernah terlalu pamer ini itu, dsb.

Orang rendah hati itu hanya akan mengeluarkan ilmu/jurusnya pada saat yang tepat saja, mengoreksi pun seperlunya saja, tapi jitu. Tidak berlebihan.

Keren banget, saya juga ingin begitu. Meski ilmu saya masih cetek dan biasa saja, tapi semoga saya tidak seperti Katak dibawah tempurung. Eh? Sama ya? ^^

Genggam bara api biar sampai jadi arangAlah bisa karena biasa, yang penting tekun dan bersungguh-sungguh. Pantang menyerah pantang berpatah, sebab kita tahu, Belakang parang kalau terus diasah, akan tajam juga pada akhirnya.

Jika kita membiasakan diri untuk berbagi kebaikan, pasti bakalan terus tenang, nyaman, dan berkah. Berbagi apa yang diketahui sesuai porsi sambil terus belajar (perdalam) ilmu lagi, lama-lama ya mahir juga. Kesukaran pun terasa ringan.

Memahami kemampuan dan kekurangan diri sendiri itu sangat bagus, supaya tidak Terlalu banyak halilintar, kurang hujan.

Apabila Belum bertaji ingin berkokok, nanti ribut dan gaduh tak sesuai tempat, layaknya Air beriak tanda tak dalam, banyak berisik tak ada bendanya.

Dikhawatirkan nanti Buruk muka cermin dibelah, diri sendiri yang salah, eehhh malah orang lain yang disalahkan. Macam Udang tak tahu akan bungkuknya.

Seperti Lempar batu sembunyi tangan. Langsung berlalu tanpa ba bi bu, oh Muka badak. Kurang bagus itu, gajah dipelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan tampak, teropongnya terlalu canggih kalau begitu mah.

----

Rantai peribahasa-nya benar dan nyambung enggak sih?
Sudah terang lagi bersuluh.
Sudah gaharu cendana pula.
Wah, saya butuh belajar dan perbanyak pengetahuan lagi nih, cia yoooo.. *hint hint* ^_^


Apakah anda setuju bahwa sekarang ini "zaman asyik namun munafik"?..

huuffhh, hhhh, lho? kenapa mengeluh?

Karena tersindir?

Sindir-menyindir sudah seperti tren yang paling terkini, walau nyatanya hal ini sudah ada sejak dahulu kala.

Sindir: mengatakan/mengkritik seseorang secara tidak langsung dan tidak terus terang. Tepatnya: sebuah 'celaan/ejekan' yang disampaikan secara tak langsung. (Agak bermakna negatif ya, 'cela-mencela').

Pukul anak, sindir menantu. Waduh? Apa tuh maksudnya? ^^

Kalau kita mengungkapkan perasaan/pemikiran terhadap seseorang tetapi tidak menyebutkan "siapa orangnya" dan tanpa ada unsur ejekan didalamnya, apakah itu juga termasuk "menyindir"? Sepertinya iya yah?

Sebagian orang bilang itu "Abu-abu" .. Entahlah ^_^

Siapa yang makan cili (cabe/cabai), dialah yang akan terasa pedasnya.

Begitu bukan?

Banyak faktor yang membuat seseorang tak ingin memberitahukan sesuatu secara langsung. Salah satunya:
  • Terlalu sering disakiti (semacam bully), sehingga ia jadi tertekan. Sukar untuk menjadi diri sendiri, akibatnya ya takut untuk "berekspresi" saat berhadapan dengan para pembully (atau dengan orang asing/belum terlalu kenal). Terpaksa meluahkan segala rasa dan asa dengan "berkarya dalam senyap". Berharap mereka ngeh saat membaca atau melihat hasil akhir dari luahan itu. Jika mereka tidak menyadarinya? Ya tak apa-apa. Yang penting sudah plong menyalurkan isi hati dan pikiran melalui karya sendiri.
Sudah..... itu saja. (:D)

Apakah ini Oke? Yeah..
  • Orang pandai akan tahu bagaimana menemukan jawaban dan solusi terbaik untuk memenangkan perdebatan.
  • Orang yang bijaksana tiada menyesatkan. Tak akan memutar fakta, tak mungkin membelokkan kenyataan.
  • Orang cerdik selalu menggunakan akal dan hatinya untuk mencapai tujuannya.
  • Seseorang yang sabar dan berlapang dada = Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan luas.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Yup, saya pernah menuliskan: "bila mengulas sesuatu, jangan sampai terlalu sempit".

Bukan karena saya merasa diri sebagai orang yang berpandangan/wawasan luas dan paling betul lho ya. Tidak mungkin saya se-pede itu, mengaku-ngaku bagus tanpa salah? iyuh, No :D
Bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikuti.
Hal-hal yang saya tulis diakhir postingan di blog ini hanyalah saranan untuk anda (pembaca), dan juga untuk saya sendiri tentunya. Saling mengingatkan, agar kita bisa sama-sama maju ke arah yang lebih baik, gitu deeehhh.

(Tetapi kembali ke diri masing-masing. Kita tahu ada juga orang yang ndablek, keras kepala keras hati. Semoga bukan anda dan bukan saya. Uhuk ehem ^^)

Yah, Semua berdasarkan pengetahuan pribadi, pengalaman pribadi, pengamatan pribadi, pandangan pribadi, pantauan pribadi, eksperimen pribadi, namun saya mencoba mengemas dan melengkapinya dengan selipan bahan lain agar pas untuk umum, just sharing, bukan atas kepentingan pribadi semata.

Ada hal yang harus diungkapkan secara gamblang, ada hal yang harus di filter, ada hal yang harus simpel, ada hal yang harus detail. Beda topik, beda penekanan. Beda tema, beda penyampaian. Beda isu, beda penyelesaian. Dan seterusnya.. (^_^)

Itu menurut saya, ini menurut saya, begitu menurut saya, begini menurut saya.

Intinya: Anda semua harus menurut sama saya.

Whaatt???? Apppppaaaaa?????? O_O

Jika di hulu sudah keruh, tentu di hilir keruh juga.
Jangan bercermin di air keruh.
Sediakan payung sebelum hujan.
Tepuk dada tanya selera.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian.

Jangan ajari ikan berenang.
Jangan ajari burung terbang.
Jangan ajari kera memanjat.

Seperti harimau menyembunyikan kuku.

(Bicara/menyampaikan unek-unek hanya jika dibutuhkan dan seadanya bukan berarti kita 'dongo' kan? ^.^)
Akhir kata > Jangan sampai #Gubrak, twewewewew.

Peace Dears, have a nice day.

~ [Selingan: (Inikah Dunia Maya?) Mari Berpuitis Ria dan Ber-Quote] ~ :D


Thanks For Stopin' By My Blog
Admin's : Thanks to my family, best friends and readers for always supporting me .. ^.^

Tentang | Kontak | Pelaporan