Helllllloooooo Piknikers --Istilah baru, ihihi-- soalnya saya kurang piknik, makanya saya posting ini setelah piknik, supaya kita semua bisa berpiknik.... (Opening apaan sih ini? Hoaemmmm..)
Kurang piknik, pertama kali saya mendapati term tersebut mulai hangat lagi di dunia online (Internet ~ Medsos), ingatan saya langsung tertuju pada lagu Jamrud.
Ini nih liriknya;
Kurang Piknik by Jamrud
Ya.. iya.. iya aku harus pergi
Ya.. iya.. iya cari yang lain
Harusnya kamu bisa ngerasain, maklumin,
Dan pikirin kenapa kencan kita berakhir,
Selalu banyak kata, sedikit bekerja.
yang jadinya mirip kursus bahasa,
Inikah yang pacaran
Rasanya jarang-jarang ngedenger
Kalimat penuh canda
Kau bicara moral, bicara etika
Sepertinya aku ini maling
Harusnya kamu bisa ngertiin, pahamin, ngehargain
setiap langkah dan gerak-gerikku,
Nggak perlu dijaga dan penuh curiga,
Yang akhirnya kamu membabi buta
Ini bukan pacaran
Nyatanya malah mirip dengan ronda
Yang bawa pentungan,
Mau begini manyun, Mau begitu manyun
Dan wajahmu makin mirip kalkun
Makanya kamu harus bercermin, koreksi
Banyak piknik biar tahu luasnya dunia,
Terlalu banyak aturan dan banyak pantangan,
yang jadinya bikin kesel hati,
ini dan itu jangan
Katamu (Nanti aja deh)
kalau kita sudah ke penghulu
Aku bingung sendiri, kecewa sendiri
Segitu aja, koq harus nunggu kawin
Perhatikan yang saya cetak tebal, itulah poin-poin paling penting. Untuk bagian lainnya, jadikan sebagai hiburan dan pembelajaran saja ya adik-adik, eeeheheeheee .. (Inti lagunya baik kok - Kiasan yang pas ^^).
Cari Audio/Video nya di Youtube ya. Nice Song lho Dear Piknikers. Sambil dengarkan lagunya, kita bisa menghayati bagian ini:
Selalu banyak kata, sedikit bekerja.Kali ini perhatikan yang saya cetak miring. Yup, moral dan etika tak seharusnya diumbar sesuka hati, semua orang pasti jengah kalau tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja disuguhi wejangan. Apalagi kalau tempatnya kurang tepat.
Kau bicara moral, bicara etika,
Sepertinya aku ini maling.
Makanya kamu harus bercermin,
Koreksi, banyak piknik,
Biar tahu luasnya dunia,
Terlalu banyak aturan dan banyak pantangan,
Yang jadinya bikin kesal hati.
-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-
 |
| Jangan po*sasi ilustrasi gambar ini, hanya bersuara melalui Karya (A bit) Ekspresif |
[Ilustrasi Cerita] Misalnya kita lagi di angkot sepulang kerja. Sendirian, penumpang padet sesak macet lagi. Berat rasanya. Tak sengaja bertemu kenalan, senang banget dooong. Setidaknya ada yang bisa diajak ngobrol ringan.
Eeehhh tetiba saja doi mengkritisi hal pribadi kita didepan para penumpang lain dengan suara yang cempreng.
Menasihati melebihi yang seharusnya. (Ngalahin Ortu kita nih). Satu angkot bisa nguping pula. Beuh, bukannya rileks malah tambah penat dan jadi sedih ya. T_T
-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-■-
Yah memang bersyukur sih kalau diperhatikan, tapi tak perlu segitunya juga lah kan. Menyebalkan tu jadinya, huhuh.
Jadi, agar tidak diperlakukan begitu, ada baiknya kita mengetahui apa itu menjaga sikap dan memahami situasi kondisi, kalau bisa sekalian lihat konteks. Slowly lah, Proses menuju kepastian. Ehem. ^^
Jangan mengomentari yang tidak penting, dan kalaupun ingin berkomentar, ya lakukan dengan cara dan tempat yang sesuai. Pasti maknyus. ^_^
Hidup memang butuh teguran melalui kata Jangan, itu dapat berfungsi sebagai pengingat, supaya tidak hilang kendali. Namun apabila ember luber kelebihan Jangan ini itu, ujungnya Jangan-jangan kita justru stress.
Jangan lebay ah, sifat berlebihan Jangan terlalu di expose, sebab Jangankan respect, perhatian pun akan sulit didapat kalau nekat bilang: Jangan jaga diri, Jangan jaga ucapan, dan Jangan jaga sikap sama sekali.
Jangan gitu lah, saya kan jadi was was, jangan-jangan saya kebanyakan bilang Jangan nih?
PLAK!! Menampar Wajah Sendiri, adoy, Jangan laaah... jleb.
Jangan bosan dan Jangan kapok mampir ke sini ya. Kita saling sharing saja.
Salam Jangan kurang piknik... Sebaiknya Jangan . dan . Jangan yah..
:D
Thanks For Stopin' By My Blog
Ditulis oleh:
Kategori:
Sekadar-Kebebasan-Ekspresi-Awam