Para Pembuyar!

Hoaem
Mereka > Para pembuyar Asa - Para pembuyar makna - Para pembuyar jiwa.
Ada sesuatu di balik kegialaan dunia terkini.

Antara "Pintar" atau "Bijak". Pilih Mana?!

Jangan lupa juga bahwa "Cadas + Cerdas" sangat berbeda dengan "Fanatik + Kalap"!

"Perhatian" pun beda dengan "Kepo/Usil"

Membela karena sayang vs Membabibuta karena nafsu!

Katanya: Pembenci = Pengagum Rahasia; Kalau Penghina? Apa juga Pengagum?

Terlalu banyak Doktrin; (Dogma, Stigma, apalah yang membingungkan)
Terlalu banyak Psywars; (Bad hasutan)
Terlalu banyak Keburaman; (All Blury)

Huah

Bila Ku katakan bahwa Aku sibuk;
Tanggapanmu: "Dasar Pembohong ah"

Bila Ku katakan bahwa Aku lelah;
Tanggapanmu: "Bohong banget sih"

Bila Ku katakan bahwa Aku tahu sesuatu;
Tanggapanmu: "Hentikan kebohonganmu itu"

Bila Ku katakan bahwa Aku akan mengirim uang padamu;
Tanggapanmu: "Nah gitu dong, baru kali ini kamu tidak bohong, ini nomor rekeningku, kutunggu kirimannya".

*Kamu tuh orang atau bukan sih!?! Ugh nyebelin.

---

Dulu, Aku menikmati masa muda dengan bergaul dengan siapa saja; Bersuka ria tanpa beban; Lepas bebas kesana-kemari sesuai batasan yang seharusnya; Tanpa melupakan aturan ketat Ayahku; Aku pun tak melupakan batas dan norma utama kehidupan;

Ku bilang:
"Punya banyak teman dan relasi itu asyik, kan bisa sekalian saling berbagi banyak ilmu dan pengetahuan juga"

Tanggapanmu:
"Kau itu 'gaul' atau 'nakal'? Jangan-jangan sebentar lagi kau akan melangsungkan penikahan dini. Haha";

*Itu tanggapan kejam....... Ugh nyebelin.

---

Kini, Aku mulai sadar dengan segala kesenangan semu itu; Sedikit-demi-sedikit Aku mulai konsentrasi pada PASSION sebenarku; Aku mulai mewujudkan mimpi-mimpi terpendamku secara perlahan namun pasti; Sendirian saja; (Maksudnya, semua ku kerjakan sendiri, jika

Ku bilang:
"Setelah belajar dari yang lalu, sekarang Aku tak mau terlalu sibuk bergaul, ku ingin fokus pada perwujudan mimpiku"

Tanggapanmu:
"Kau tak pandai bergaul, tak pernah bersosialisasi, anti-sosial, dan Introvert. Moody-mu kayak penderita Bipolar."


Ku bilang:
"Aku ingin mencari rezeki dan senang-senang sendiri dulu, baru mikirin cinta lagi"

Tanggapanmu:
"Kau egois. Atau, mengaku saja lah kalau kau itu memang tak laku"


Ku bilang:
"Aku trauma menjalin cinta lagi, nanti saja kalau sudah bertemu yang pas, pasti jadian"

Tanggapanmu:
"Mana ada orang yang tahan berlama-lama Single, kecuali jika kau itu La Gi Be Te"


Ku bilang:
"Hanya Aku dan Tuhan yang benar-benar kenal diriku"

Tanggapanmu:
"Kau sok alim"

*Tega banget. Ugh nyebelin.

Eva d'zz 01

~▪~
Ibarat telur rebus; 
Saat sebagian kulitnya dikelupas, yang terlihat hanyalah sedikit bagian putih telurnya; 
Sementara bagian keseluruhan sampai ke kuning telurnya, tetap akan menjadi rahasia dan privasi selama tidak ada yang lancang mengupasnya tanpa izin pemilik.

Blak-blakan curhat atau menganalisis di Internet sih boleh saja,
tetapi ranah sensitif dan pribadi harus tetap terjaga.

Semoga bermanfaat.

Eva d'zz 02

Me and Him (Old friend).

Dia bertanya:
"Kau masih Gadis atau sudah Janda?! Mengapa kau berfoto mengenakan Kebaya?!"
    Aku menjawab:
    "Wajar kalau kamu jadi ragu, sebab kamu kan Lelaki, pasti kurang ngeh soal Kebaya, hihihi. Gini Bro, ada banyak jenis kebaya beserta pernak-pernik aksesorisnya. Semua disesuaikan dengan event yang dihadiri. Coba lihat fotoku itu, apakah mencerminkan dandanan seorang mempelai alias Ratu Sehari? Sama sekali tidak. Di foto itu Aku hanya bergaya simpel saja kok."
Dia meneruskan:
"Ah bisa saja Kau menikah tanpa pelaminan. Menikah Siri mungkin?"
    Aku menjawab:
    "Bro, percayalah, tak ada satupun gadis / wanita / perempuan / cewek yang rela untuk "hanya" menikah siri. (Kecuali jika ada "hal" tertentu yang membuatnya terpaksa melakukannya. ~ketahui itu dulu sebelum mencercanya, jangan nge-judge aneh-aneh!!~). Dan beruntung Aku tidak punya kepentingan tertentu untuk melakukan itu. Makanya Aku tetap mensyukuri statusku ini. Tanpa beban yang berarti. Sampai nanti tiba waktunya, akan Ku kirimkan undangan spesial nan indah ke rumahmu. Ku harap kamu sudi menghadiri resepsi pernikahanku nanti. Oke?"
Semenit berlalu, dua menit, lima menit........ Tak ada jawaban maupun pertanyaan baru yang terlontar dari bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara "klik" dan tut tut tut..... Terputus...... Hening.... ...... ......... Dia pergi....

"But Good! Begitulah sebaik-baiknya." Gumamku

Maaf Bro, sejujurnya, Aku tak butuh "tanya dan tebakan" childish-mu itu. Sangat melenceng jauh. Jangan lupa bahwa kita sudah tidak belia remaja lagi, tak seharusnya kamu terlalu ehem.

In case: Kita bukanlah "teman dekat a.k.a cinta nyomet" lagi.

-Thanks For The Call-

Ku doakan langkahmu tetap lurus dan lancar saja bersama keluarga kecilmu, sebagaimana Aku pun tak akan lelah membenahi langkahku demi tercapainya cita-cita terbaik versiku sendiri.
    Ya, salah satunya adalah hari pengukuhan, pertama dan terakhir. ~♡ Titik awal perjalanan hidup baruku. Membangun kebahagiaan baru. Harapan baru. Aku & Pangeran sejatiku. Berjuang bersama untuk selamanya. (Yeeehaaa yiihaa ah ah) ♡~." Amin.
Simak: Email untuk Sang Merak

Eva d'zz 03

Me and Unknown Peep.

Dia menyerangku:
"Woy! Lihat postingan ancurmu tentang Artis vs Seleb, elo ditertawai orang sejagat tuh. Hahaha. Elo pengin diakui sebagai ngartis? Sadar oy, Lo nggak pantes tauk"
    Aku menjawab:
    "Yang Aku tulis adalah esensi mengenai "Artis belum tentu Seleb, begitu pun sebaliknya", hanya itu kok. Telah kujelaskan juga bahwa itu bila dilihat dari dari sisi dalaman. Jika dilihat dari sisi umum, ya tak masalah."
Dia lanjut protes:
"Jadi lo pikir seniman dan sastrawan tak pantas untuk gemerlap? Picik lo! Karya gue lebih diakui dibandingkan karya senyap jelek lo itu! Catat!"
    Aku menjawab:
    "Hey, Aku tak pernah menulis begitu, tolong baca seluruh kalimat per titik koma, jangan hanya spasinya yang kamu fokuskan, kosong jadinya. Ya sudah, di Era ini kan publik punya kuasa untuk menilai, (meski seringnya malah kelebihan porsi sepertimu)."
Dia berang:
"Sekarang Lo mengaku kalah kan!?! Diam aja lo, jangan sok mengulas hal-hal yang tak penting begitu!"
    Aku menjawab:
    "Apa?!! Hal itu tidak penting katamu!? Apakah Aku harus mengorek isi dapur dan membongkar kehidupan pribadi para Seleb? Menyebar gosip dan lalu mengklarifikasi sendiri? Begitu yang lebih penting menurutmu?"
Dia semakin marah, lantas menghempaskan kata-kata kotor ke lantaiku. Kemudian Ia pergi dan menghilang dari pandangan.

Aku tertinggal sendirian di ruangan ini. Sungguh ku tak peduli. Namun ku tak ingin melihat sisa kata kotornya berserakan di lantai putihku. Segera ku ambil sapu dan alat pembersih lainnya, ku enyahkan semua sisa daki kotornya.

Yak, sudah bersih, tak ada rasa penat menghampiriku, Aku senang bisa mendepaknya.

Meskipun Aku tak sempat memberi salam terakhir ini kepadanya;

Camkan satu hal: Tidak sekalipun aku me-nyepam (spamming) demi menarik perhatian orang. Aku lebih suka orang-orang datang menghargaiku secara natural, sehingga mereka akan lebih fokus pada karyaku, bukan pribadiku. Jika pun aku ingin berpromosi, ada banyak cara yang lebih elegan yang bisa ku lakukan.

So, untuk Kamu............. "Jangan pernah kembali lagi ke sini, karena kini ku semakin tahu bahwa justru kamulah yang 'belum' pantas bergelar Seniman maupun Sastrawan.!! Masih banyak yang lebih berisi dan berbakat diluaran sana, kamu harus sisihkan waktu untuk belajar lebih banyak sebelum melontarkan cacian seperti itu!"

Eva d'zz 04

Me and New Friend.

Dia menegurku:
"Min Mimin Admin, jangan pencitraan melulu dong. Sok santun dan sok bijak. Nanti makin pada ketawa tuh para kepo-ers."
    Aku menjawab:
    "Waduh, pencitraan? Daku malah kurang sreg sama istilah tersebut. Berlebihan ah. Lagian Blog ini tidak membahas "topik panas", mana mungkin ada pencitraan segala. Tulisanku bukan ditujukan untuk menggurui atau mendikte kok, just sharing. Terpampang jelas di deskripsi Author."
Dia menanggapi:
"Oh mangap eh maap Mbak Admin. Iya Setuju, gw juga eneg dengar istilah itu itu mulu. Masih mending kalau kita memang punya citra baik yang bisa di citrakan, daripada mereka yang tak punya citra tapi terus-terusan menghakimi orang lain sebagai pencitraan, kan lebih lucu."
    Aku menjawab:
    "Betul, sedikit-sedikit kritik dan kritis, haduuhhh. Mengkritik sekaligus menerima kritik itu WAJIB, tapi lihat dulu dong gimana caranya. Kan?"
Dia menambahkan:
"Iya Mbake, di kolom komentar di situs ngetop Internet tuh banyak pengamat dan kritikus ulung(?), ada juga di fanpage tertentu di facebook. Entahlah, tak terbayangkan jika bertemu mereka di dunia nyata."
    Aku menjawab:
    "Hehe. Ya, Sepertinya tanggapan dari kebanyakan pengguna itu hanya ikut-ikutan, atau hanya ingin meng"heboh"kan, atau hanya terprovokasi, atau mungkin juga hanya ter-adu-domba. Kelihatan kok, mana yang TROLL (nggak nyambung), dan mana yang benar-benar murni. Perbedaannya jelas sejelas-jelasnya."
Dia mangimbuhi:
"Iya juga yah. Yang dibahas apa, komentarnya apa. Nampak kali tuh mereka cuma ingin memancing kemarahan orang. Kasihan ya."
    Aku Menjawab:
    "Benar. Biasanya akunnya itu melulu. Coba telusuri kelompok sumbernya. Hasilnya ya itu itu saja. Rasanya mua'k, kita yang kampungan ini pun masih bisa menahan diri, tetapi yang mengaku HEBAT itu malah bertindak bar-bar. ckckck. Hanya segelintir komentar Internet yang lumayan bagus dan netral. Sayangnya cuma sedikit sih."
Dia mangalihkan:
"Ngomong-ngomong, Mbak Admin pernah posting tentang media populer dan sisi sosialnya kan? Kayaknya banyak yang sewot tuh, mungkin blog ini jadi di cap blog nyinyir. Gimana?"
    Aku menjawab:
    "(Rapopo). Tahukah kamu, yang tertulis di postingan itu sudah di-filter lho. Kalau kamu tanya siapa yang menyaring? Ya Diriku sendiri lah. Wong semua konten dikerjakan sendiri, emoh beli artikel (sayang duit :D), mending pamerkan hasil karya sendiri walau harus jatuh-bangun."
Dia menimpali:
"Berarti sebelum published, isinya lebih banyak dari itu dong?"
    Aku menjawab:
    "Ya begitulah. Ada bagian yang kurang penting harus dikurangi, ada juga bagian yang agak vulgar terpaksa dihapus atau di sensor, ada pula bagian yang harus dirahasiakan sendiri (menyangkut privasi), ada lagi bagian yang tertunda dulu terbitnya."
Dia menangkap maksudku:
"Wah, kok belum di-posting? Mana dong analisis yang lainnya?"
    Aku menjawab:
    "Yup, sebetulnya masih ada hal lain yang kutemukan, kutelaah, dan kukembangkan. Jangan sebut "analisis", itu terlalu elit buatku yang hanya orang biasa ini. Hehe. Yah, cuma sedikit tambahan gagasan + pengalaman + opini/untold story saja. Tapi tak usah di-posting semua di sini, nanti saja diterbitkan di media lain. (50% di sini, 50% di sana)"
Dia menebak:
"Media lain? Mungkinkah Mbake bakal menulis di media offline? Media cetak ya? Apakah di Koran? Majalah? Tabloid? Atau jangan-jangan Mbake akan menerbitkan sebuah 'Buku super tajam' melebihi tulisan Mbake di blog ini?"
    Aku menjawab:
    "Kasih tau nggak yaaaaa. Uhuk."
Dia Merungut:
"Yaelah, pelit amat Mbake, gitu aja tak mau bilang."
    Aku Menjawab:
    "Tunggu saja tanggal mainnya. Karena kamu baik, maka kamu adalah salah satu (dari beberapa temanku yang lain di grup khusus) yang akan mendapat notifikasi pertama dariku. Stay tuned." ^.^

Eva d'zz 05
www.evadollzz.com

Anyway ~ By the way (:D) Sudah dulu ya Dears, kapan-kapan lanjut lagi. Realistic Creativity.


Thanks For Stopin' By My Blog
Kategori:
Admin's : Thanks to my family, best friends and readers for always supporting me .. ^.^

Tentang | Kontak | Pelaporan